ibawakan pada PD Ibu-ibu Oeltua Tgl 27 Jun 2012

Menyelesaikan Masalah dengan Cara Tuhan
(Mzm 57:1-12)
            Ibu-ibu yang terkasih dalam Tuhan Yesus Kristus, waktu menulis Mazmur ini, Daud sedang dikejar oleh Saul dan akan dibunuh karena dianggap mengancam kedudukan Saul sebagai Raja. Dalam pelariannya itu, kalau kita baca 1 Sam 20:22, kita akan melihat bahwa Daud tidak punya makanan sehingga dia harus makan roti persembahan milik imam. Dia juga seorang panglima perang tapi tidak punya senjata apapun sehingga harus menggunakan pedang Goliat. Dia hampir ditangkap oleh Raja Akhis dari kota Gat sehingga dia harus pura-pura gila. Tidak cukup hanya itu, dia juga harus menghidupi 400 orang yang mencari perlindungan pada Daud. Pembacaan kita hari ini menunjukkan pada kita apa yang Daud lakukan dalam masa sulit itu dan apa yang akhirnya ia dapatkan. Untuk itu, ada 3 pribadi yang perlu kita perhatikan.
            Pribadi pertama adalah Saul, musuh Daud. Daud menggambarkan Saul sebagai orang yang menghancurkan (ay. 2). Apa yang dihancurkan oleh Saul? Saul menghancurkan rasa aman Daud, hubungan Daud dengan Yonatan, kenyamanan hidup Daud dan reputasi Daud. Saul juga menginjak-injak Daud (ay. 4). Saul melecehkan Daud, menghina Daud dan dengan demikian menghancurkan harga diri Daud. Daud menggambarkan Saul seperti singa yang suka menerkam, yang giginya seperti tombak dan panah dan yang lidahnya seperti pedang (ay. 5). Artinya, Saul itu berbahaya, keji, penuh dengan dendam dan nafsu untuk membunuh. Bahkan juga memasang berbagai jebakan untuk Daud (ay. 7). Ibu-ibu, sifat-sifat Saul ini menggambarkan sifat-sifat musuh, masalah dantantangan yang kita hadapi. Setiap masalah dan tantangan yang kita hadapi, ketika kita biarkan atau justru sangat kita perhatikan (fokus), itu semua akan menghancurkan rasa aman, hubungan kita dengan orang lain sehingga tidak ada kasih, harga diri kita sehingga kita rela berbuat apa saja termasuk mencari dukun dan kuasa kegelapan untuk menyelesaikan masalah kita. Lalu apa yang seharusnya kita lakukan?
            Mari kita perhatikan pribadi yang kedua yaitu Daud. Dalam kesulitannya itu, Daud tidak fokus pada besar dan beratnya masalah yang ia hadapi. Tapi pertama-tama yang ia lakukan adalah menyerahkan jiwanya dalam perlindungan Tuhan (ay. 2). Lalu memohon belas kasihan Tuhan (ay. 2). Dan dia berseru serta mengandalkan Tuhan (ay 2-3). Tidak hanya berdoa minta tolong. Tapi dia mempersiapkan hati dan jiwanya kemudian memuji Tuhan dan menyatakan kemuliaan Tuhan. Dan akhirnya, dia bersyukur dan bersaksi bagi Allah karena dia tahu Allah yang dia sembah selalu setia berada di sisinya (ay. 10-11). Berapa banyak dari kita, sewaktu dalam masalah masih bisa memuji Tuhan dan bilang Tuhan itu baik dan penuh kasih, anugerahNya luar biasa dan berkatNya melimpah? Mungkin kita berkata, tidak ada uang kok bilang berkatNya melimpah? Berkat yang mana? Hampir setiap hari bertengkar kok bilang Tuhan penuh kasih? Kasih yang mana? Sakit tidak sembuh-sembuh kok bilang Tuhan itu baik? Baik apanya? Masalah satu belum selesai yang satu sudah datang kok bilang anugerahNya melimpah? Melimpah apanya? Ketika masalah datang, kecenderungan kita adalah menyalahkan keadaan, menyalahkan orang lain, dan akhirnya menyalahkan Tuhan. Tapi baiklah kita mencontoh Daud yang bahkan dalam masalahnya yang banyak itu, tetap bisa mengandalkan Tuhan dan mengatakan, “Tinggikanlah diri-Mu mengatasi langit, ya Allah! Biarlah kemuliaanMu mengatasi seluruh bumi!” (ay. 6). Juga bersaksi kepada orang lain bahwa Allah yang kita sembah adalah Allah yang setia. Apa kemudian yang Daud dapatkan?
            Mari kita perhatikan pribadi yang ketiga yaitu Allah. Dalam pembacaan kita ini, Daud menggambarkan Allah sesuai dengan apa yang telah ia rasakan dan alami. Pertama, Allah menyelesaikan segalanya bagi Daud (ay. 3). Kedua, Dia mengirim utusan untuk menyelamatkan Daud (ay.4). Ketiga, mempermalukan orang yang mempermalukan Daud (ay. 4) dan dengan demikian menunjukkan kasih dan kesetiaanNya kepada Daud (ay.4). Kita bisa berkumpul hari ini di rumah ini adalah bukti kesetiaan Allah atas ibu Hana dan keluarga. Allah mendengar semua seru doa ibu dan memberi jalan keluar untuk ibu. Karena seluruh bumi ada di bawah kuasa dan kendaliNya (ay. 6 &12) termasuk segala masalah kita.
            Jadi ibu-ibu, ketika ibu-ibu menghadapi masalah, sekalipun masalah itu begitu berat dan berbahaya seperti singa, teladanilah Daud. Berdoalah, andalkanlah Tuhan, pujilah namaNya, bersyukur pada Tuhan dan bersaksilah bagi Dia. Dan lihatlah Allah akan memberi kelepasan sesuai dengan waktunya dan dengan caraNya sendiri. Selamat menghadapi masalah. Tuhan Yesus memberkati.