Dibawakan pada PD Bahtera Nuh 14 Mei 2013

Misi Sebuah Bahtera
(Kej 6: 9, 18-22)
            Film 2012 adalah sebuah film yang dibuat berdasarkan kalender suku Maya yang berakhir pada tanggal 21 Desember 2012. Di akhir film ini, ada 6 buah bahtera yang dibuat di Tibet untuk maksud menyelamatkan sebuah generasi. Tapi hanya orang-orang yang dapat membayar pass masuk seharga 1 milyar dollar per kepala yang dapat masuk dan memperoleh tempat dalam bahtera. Segera terlihat ada keegoisan, keangkuhan, dan kekerasan yang terjadi dalam misi penyelamatan dunia tersebut.  Ide cerita film ini terinspirasi dari sebuah kisah klasik tentang Bahtera Nuh. Kisah yang juga menceritakan tentang pemusnahan dan penyelamatan dunia. Tapi tidak seperti kisah dalam film 2012 yang penuh keegoisan, keangkuhan dan kekerasan, kisah bahtera Nuh adalah sebuah kisah tentang kasih. Sewaktu Allah memerintahkan Nuh untuk membuat sebuah bahtera, Allah punya misi untuk dunia.
Misi Allah yang pertama adalah untuk memelihara hidup semua makhluk (19-20). Dosa yang berkembang di dunia, membuat manusia yang diciptakan sesuai dengan gambar Allah itu melakukan kejahatan (ay. 5b). “Kejahatan” di sini, memiliki arti “tingkah laku yang menyangkal Allah, berbentuk penyembahan dewa-dewa asing dan ibadah palsu. Yesaya menggambarkan hal ini dengan “perintah manusia yang dihafalkan” (Yes 29:13, “Oleh karena bangsa ini datang mendekat dengan mulutnya dan memuliakan Aku dengan bibirnya, padahal hatinya menjauh dari pada-Ku, dan ibadahnya kepada-Ku hanyalah perintah manusia yang dihafalkan,). Keputusan hati manusia selalu bertujuan jahat. Tidak ada apapun dalam kehidupan manusia yang baik dihadapan Allah. Bukan hanya melakukan kejahataan terhadap Allah, manusia juga melakukan kekerasan terhadap ciptaan lain (ay. 11). Penindasan, penganiyaan, penjajahan dan segala bentuk ketidakadilan yang melanggar perikemanusiaan terjadi di bumi. Dosa merusak bukan hanya manusia, tapi seluruh ciptaan. Kalau Allah mau, Dia dapat membentuk kembali bumi beserta isinya termasuk manusia dari awal. Tapi Allah adalah kasih sehingga Dia memilih seorang manusia yang merupakan salah satu ciptaanNya yang awal, untuk mengisi dan menempati bumi yang baru. Dia memilih Nuh dan dengan pemilihan itu, Dia memberi tanggung jawab bagi Nuh untuk menjaga ciptaan lain tetap hidup dan bernafas. Bahkan Nuh juga harus memperhatikan makanan mereka. Pemilihan Allah atas Nuh adalah sebuah kasih karunia Allah tanpa sedikitpun kerjasama atau usaha dari pihak Nuh. Kita semua di sini, bisa ada dalam persekutuan Bahtera Nuh juga adalah pilihan Allah, tidak ada kerjasama atau usaha dari kita untuk bisa masuk dalam Bahtera ini. Tapi sama seperti Nuh yang bertanggung jawab untuk memelihara kehidupan segala makhluk, kita juga bertanggung jawab untuk memelihara kehidupan orang lain. Di mulai dari dalam, dari keluarga kita, kelompok persekutuan ini dan melebar keluar. Memperhatikan kebutuhan sesama kita akan dukungan doa, memperhatikan kebutuhan sesama kita untuk didengarkan, memperhatikan kebutuhan sesama kita untuk ditolong dalam kesulitan kehidupannya. Tidak hanya mengurus bagaimana supaya persekutuan kita tampil beda dengan hal-hal rohani, tapi juga bagaimana kita dan persekutuan ini dapat membagi kasih kepada orang-orang di luar persekutuan ini. Dunia semakin sulit, kota kita semakin sulit. Orang tidak hanya butuh firman, tapi mereka juga butuh roti. Nuh tidak hanya diperintahkan Allah untuk memelihara hidup isi bahtera, tapi juga memperhatikan makanan mereka. Dalam pelayanan Tuhan Yesus, Dia tidak hanya memberi Firman tapi juga memberi makanan bagi pengikutNya. Artinya, kita tidak bisa memisahkan pemberitaan Firman dengan pelayanan kasih. Keduanya harus berjalan bersama sama, karena itulah misi Allah ketika Ia membagun bahtera.
Misi Allah yang kedua adalah  untuk membentuk suatu generasi baru yang hidup benar dihadapan Allah (Bnd. Pemilihan Nuh, 6:9). Dikatakan dalam ayat 9, Nuh adalah orang yang benar. Artinya, Nuh memiliki kelakuan yang sesuai dengan perjanjian Allah. Nuh terpaut dengan segenap hatinya kepada Allah. Dengan pemilihan Allah atas Nuh, kita dapat melihat bahwa Allah mau agar manusia yang nantinya berkuasa atas bumi yang baru haruslah orang yang hidup bergaul dengan Allah, yang tindakan dan hatinya berkenan dihadapan Allah. Dan dengan demikian, manusia itu kembali segambar dengan Allah. Hubungan Nuh dengan Allah bukan berdasarkan pada hukum-hukum tapi berdasarkan kasihnya kepada Allah. Kepatuhan Nuh menunjukkan bahwa keinginannya hanyalah untuk menyenangkan hati Allah. Tidak ada satupun hal di dunia ini yang menyenangkan Allah selain menjadikan semua bangsa muridNya. Gereja pernah pecah karena doktrin, dan tepat saat itu terjadi, Islam berkuasa. Bukan lagi mencari orang sebanyak-banyaknya untuk dibawa kepada pertobatan sejati, gereja sibuk di dalam mengurus tata cara dan aturan-aturan. Sehingga ajaran-ajaran baru dapat segera masuk dan menghancurkan gereja. Bahtera di buat agar ada suatu generasi yang hidup benar dihadapan Allah yang diselamatkan bukan agar ada suatu generasi yang sibuk mengurus tata cara dan aturan-aturan tapi beribadah hanya untuk rutinitas dan popularitas.
Hari ini kita semua diingatkan kembali bahwa bukan suatu kebetulan persekutuan ini dinamakan bahtera Nuh. Ada misi Allah yang harus dilakukan oleh seluruh isi Bahtera ini. Pertama, untuk memelihara hidup semua makhluk dan kedua untuk membentuk suatu generasi baru yang hidup benar dihadapan Allah. Perhatikanlah sesama kita dalam hal jasmani dan rohani. Selamat tinggal dalam bahtera. Tuhan Yesus memberkati. Amin.